WISATA MURAH JAKARTA DAN SEKITARNYA
Friday, June 17, 2016
Thursday, June 16, 2016
WISATA KOTA TUA JAKARTA
Kota Tua Jakarta atau Oud Batavia merupakan sebuah wilayah yang tersebar di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat. Wilayah Kota Tua sendiri tidak terlalu luas, hanya sekitar 1,3 kilometer persegi. Meskipun demikian, Kota Tua memiliki banyak sekali pesona yang bisa memikat para traveler lokal maupun mancanegara.

Menurut sejarahnya, pada tahun 1526
Fatahillah dikirim oleh Kerajaan Demak untuk menyerang Sunda Kelapa yang
dikuasai oleh Kerajaan Hindu Pajajaran. Setelah Sunda Kelapa berhasil
ditundukkan, kemudian tempat ini diberi nama Jayakarta. Namun pada tahun
1619 VOC menghancurkan Jayakarta di bawah komando JP Coen. Dalam selang
waktu satu tahun kemudian VOC membangun kota baru yang berpusat di tepi
timur Sungai Ciliwung dan diberi nama Batavia.
Pada tahun 1635 Kota Batavia meluas
hingga tepi barat Sungai Ciliwung yang dulu merupakan bekas reruntuhan
Jayakarta. Gaya arsitektur bangunan-bangunan disini sangat kental dengan
nuansa Belanda yang dilengkapi dengan benteng, dinding kota, dan
kanal-kanal. Pembangunan Batavia baru selesai pada tahun 1650 dan
menjadi kantor pusat VOC di Hindia Timur. Batavia kemudian menjadi pusat
administratif Hindia Timur Belanda hingga tahun 1942. Pada masa
pendudukan Jepang, nama Batavia diganti menjadi Jakarta hingga sekarang.

Traveler kini bisa melihat gedung-gedung
peninggalan masa pendudukan Belanda di Jakarta yang tertata dengan rapi
kawasan Kota Tua Jakarta. Saat ini kawasan Kota Tua ditetapkan sebagai
warisan budaya dan jadikan tempat wisata serta tempat belajar sejarah
yang menarik.

Sebagai kawasan wisata, Kota Tua Jakarta
dibagi menjadi lima zona. Zona 1 merupakan area Sunda Kelapa yang
terdiri dari Pelabuhan Sunda Kelapa, Museum Bahari, Menara Syahbandar,
dan Gudang VOC. Zona 2 merupakan area Fatahillah yang di sekitarnya
terdapat Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Wayang,
Museum Fatahillah, Stasiun Jakarta Kota dan lain-lain. Selain itu ada
zona 3 yang merupakan kawasan pecinan, zona 4 adalah kawasan pekojan,
dan zona 5 merupakan kawasan peremajaan sebagai pusat niaga dan kuliner.




Monday, June 13, 2016
WISATA ZIARAH KE PULAU CANGKIR
Ketika
mengamati peta pesisir utara Kabupaten Tangerang, kita dapat menjumpai
pulau unik berbentuk seperti cangkir. Sesuai bentuknya, pulau seluas 2,5
hektar tersebut dinamai Pulau Cangkir.
Pulau Cangkir merupakan salah
satu destinasi wisata tepatnya wisata ziarah karena di dalamnya terdapat
makam salah seorang ulama besar Banten yaitu Pangeran Jaga Lautan.
Secara administratif, Pulau Cangkir
terlatak di Desa Kronjo, Kecamatan Kronjo, Kabupaten Tangerang.
Dahulunya pulau tersebut merupakan daratan terpisah dari Pulau Jawa
sebelum masyarakat membuat jalan penghubung untuk memudahkan para
peziarah.
Lintasan tanah yang menjadi jalur penghubung utama tersebut
dibuat tahun 1995 dan merupakan hasil swadaya penduduk setempat dengan
pengurus situs ziarah.
Silsilah keturunan :
Pulau
cangkir menjadi objek wisata ziarah karena di dalamnya terdapat makam
Pangeran Jaga Lautan. Sang pangeran merupakan keturunan langsung sultan
pertama Banten yaitu Pangeran Hasanudin. Beliau merupakan putra pertama
sang sultan dengan selir. Pengeran Jaga Lautan adalah kakak kandung dari
keluarga kesultanan Banten yakni Ratu Keben, Ratu Terpenter, Ratu
Wetan, Ratu Biru, Ratu Ayu Arsangenah, Pangeran Pajajaran Wadho, dan
Tumenggung Walatika.
Di Pulau Cangkir pengunjung tidak hanya
dapat berwisata ziarah. Kawasan yang juga kerap disebut dengan nama Pula
Cangkir Kronjo tersebut memiliki panorama hutan mangrove yang tersebar
di sepanjang jalur menuju pulau. Pengunjung juga dapat mengamati
kehidupan sehari-hari nelayan mulai dari merawat kapal hingga mengolah
hasil tangkapan. Ada pula galangan untuk membuat atau memperbaiki kapal
para nelayan.
Pengunjung
dapat mencoba berenang di perairan sekitar pulau yang bening dengan
menyewa pelampung. Sebagai oleh-oleh, pengunjung dapat berbelanja
tangkapan laut segar di TPI Kronjo yang memang berada di kawasan objek
wisata. Anda juga tidak perlu khawatir bila lupa membawa bekal maknan
dan minuman. Di Pulau Cangkir terdapat banyak warung serta kios
souvenir.
Wisata ziarah di Pulau Cangkir Kronjo
dapat dinikmati dengan membayar tiket masuk Rp 6000. Tarif tersebut sudah termasuk
biaya masuk tempat pelelangan ikan. Bila membawa kendaraan sendiri,
siapkan juga biaya parkir. Sepeda motor dikenai retribusi parker sebesar
Rp 3000.
Pulau
Cangkir dapat dikunjungi dengan bus umum jurusan Kali Deres – Kronjo dari
Jakarta. Bila ingin lebih praktis, Anda dapat menggunakan kendaraan
pribadi. Dari Jakarta ikuti Tol Jakarta-Merak sampai Kabupaten
Tangerang. Setelah kurang lebih 20 menit Anda akan menjumpai Jalan Pasar
Kemis/Siliwangi. Ikuti jalan tersebut hingga tiba di Jalan Raya Cadas –
Daon dan belok kiri pada tikungan pertama. Setelah kira-kira 10 menit
perjalanan Anda akan menjumpai sebuah persimpangan. Pilih tikungan ke
kanan untuk menuju Pulau Cangkir.
Dari Pulau Cangkir, pengunjung bisa singgah ke Pantai Tanjung Kait sambil mengamati bangunan kuno Klenteng Tjo Soe Kong. Kabupaten Tangerang juga memiliki Masjid Pintu Seribu yang dikenal memiliki arsitektur unik.
Selama berlibur di Tangerang, Anda dapat beristirahat di Kinari Residence, Hotel Santika BSD City Serpong, atau Aston Paramount Serpong Hotel and Conference Center.
Selamat berlibur dan selamat berziarah.
Subscribe to:
Posts (Atom)